Philodendron merupakan
tanaman hias yang sudah dikenal sejak zaman dahulu. Keistimewaannya ada pada
bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi.
Klasifikasi Ilmiah
kingdom
|
plantae
|
divisi
|
Magnoliophyta
|
klas
|
Liliopsida
|
Orde
|
Alismatales
|
famili
|
Araceae
|
subfamili
|
Aroidae
|
genus
|
Philodendron
|
Dibandingkan dengan
kerabatnya famili Araceae, seperti anthurium dan aglaonema, philodendron tahan
terhadap kondisi gelap dan mudah dalam perawatan serta perbanyakan. Saat ini
terdapat lebih dari 200 spesies tanaman philodendron di seluruh dunia. Di Indonesia
sendiri, jumlah spesies yang ada cukup banyak dan beragam, baik dengan jenis
batang yang kuat, eksotis, hingga tanaman kolektor yang mahal.
Asal Usul dan Penyebarannya
Philodendron pertama kali
diidentifikasi dari sebuah herbarium yang dikoleksi oleh George Marcgraft, (Colombia)
pada tahun 1644. Kemudian pada tahun 1832, Schott menemukan sejumlah jenis di
hutan basah tropis negara Brazil. Setelah itu, mulai ditemukan jenis-jenis
lainnya di hutan tropis Amerika Serikat, terutama di bagian Tenggara Amerika. Sebagian
besar jenis yang ada di bagian Selatan Amerika, akan sama dengan tanaman yang
berasal dari Pasifik, hingga Colombia dan Equator.
Dalam perkembangannya,
penyebaran philodendron semakin meluas hingga ditemukan di hutan-hutan tropis
Asia, termasuk Indonesia terutama di daerah Kalimantan hingga ke kepulauan
Papua.
Menyerap Polutan Tetapi
Mengandung Racun
Menurut penelitian yang
dilakukan National Aeronautics and Space Administration (NASA), philodendron sp. Termasuk tanaman yang
baik untuk diletakkan di dalam rumah. Tanaman ini dapat menyerap polutan di
udara di dalam ruangan seperti formaldehid
yang biasanya terdapat bahan busa dan partikel debu pada karpet.
Zat polutan ini jika
terhirup oleh manusia dalam jumlah banyak dapat merugikan kesehatan, bahkan
jika terpendam terlalu lama akan menyebabkan kanker.
Selain kegunaan di ataas, tanaman ini termasuk
dalam golongan tanaman yang beracun. Hal ini disebabkan kandungan yang
mengandung kalsium oksalat (calcium oxalate:CaC204) pada seluruh bagian tanaman.
Untuk dosis yang rendah,
jika getah tanaman terkena kulit, maka akan menyebabkan iritasi kulit seperti
gatal-gatal hingga dapat menyebabkan penyakit pada kulit yang sensitif, jika
terpecik ke mata dapat terjadi iritasi, jika tertelan, mulut dan tenggorokan
akan terasa seperti terbakar. Bahkan jika tertelan dalam dosis yang tinggi
dapat menyebabkan sesak nafas yang parah dan mengalami koma hingga kematian.
Baik, itulah informasi
yang Flora Asri Lestari dapat berikan.
Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat, jangan lupa di share, ya.
Semoga sukses! J
Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat, jangan lupa di share, ya.
Semoga sukses! J
No comments:
Post a Comment